fbpx
Kurikulum

Mencapai HOTS Melalui Esential Question

Apa itu HOTS?

Berbicara tentang HOTS, tidak bisa dilepaskan dari Low Order Thinking Skills (LOTS). Keduanya berdasarkan pada beragam taksonomi pembelajaran, terutama Taksonomi Bloom. Saya yain bapak dan ibu sudah hapal betul dengan Taksonomi Bloom.

Bagi yang kurang familiar, Taksonomi Bloom memiliki enam level pembelajaran yang tujuannya untuk menghasilkan proses critical thinking pada siswa. Tiga level pertama, knowledge, comprehension, dan application (yang kemudian direvisi menjadi remembering, understanding, dan applying) berada pada tingkatan LOTS yang berpusat pada kegiatan menghapal konten.

Tiga level berikutnya adalah analysis, synthesis, dan evaluation (yang kemudian direvisi menjadi analyzing, revising, dan creating). Tiga level teratas ini ada berada tingkatan HOTS yang berfokus pada pemahaman konten dan bagaimana menerapkan pengetahuan yang sudah di dapatkan.

Apa itu Essential Question?

EQ yang dikembangkan oleh Grant Wiggins, merujuk kepada pertanyangan yang, ya, esensial. Tapi apa maksud dari esensial itu sendiri?

Menurut Wiggins, esesnsial disini bisa memiliki tiga arti. Arti yang pertama adalah penting tak lekang oleh waktu. Dalam arti ini, essential question adalah pertanyaan yan muncul secara alami dalam pemikiran seseorang. Contohnya adalah pertanyaan-pertanyaan seperti “apa itu keadilan? Apakah ilmu pengetahuan bisa selaras dengan agama? Apakah seni itu penting?” Pasti anda pernah mengalami tiba-tiba terbesit pertanyaan seperti ini.

Arti yang kedua adalah mendasar atau fundamental. Essential question dalam arti ini adalah pertanyaan yang menunjukkan inti dari sebuah permasalahan. Biasanya berupa pertanyaan yang menanyakan ide besar dari sebuah konsep pengetahuan. Misalnya, “Apakah perubahan iklim sesuatu yang biasa atau luar biasa?” Ini adalah pertanyaan utama dari debat perubahan iklim dan pemanasan global. Beberapa berpendapat perubahan iklim adalah sesuatu yang biasa, dan sudah beberapa kali terjadi dalam sejarah evolusi iklim di bumi, beberapa melihat bahwa peran manusia sangat signifikan hingga membuat perubahan iklim yang terjadi tidak sepenuhnya alami.

Terakhir, arti esensial adalah penting bagi pemahaman seseorang, dalam hal ini adalah siswa dalam pembelajaran. Di konteks ini, pertanyaan dikatakan esensial jika mampu membantu siswa dalam memahami konsep yang penting namun terlihat abstrak, hal-hal yang para ahli tahu itu penting tapi belum terlihat penting bagi siswa. Seperti, “Bagaimana cahaya bisa disebut sebagai gelombang? Bagaimana seorang penulis bisa membuat pembaca hanyut dalam cerita?” Dengan mengeksplor sebuah pengetahuan dengan pertanyaan seperti ini, siswa dapat terbantu dalam mengkoneksikan beragam pengetahuan yang awalnya terkesan abstrak menjadi satu pemahaman yang penting.

Kaitan HOTS dengan Essential Question

Saya masih sering bertemu dengan banyak guru yang melihat HOTS sebagai jenis pertanyaan atau soal ujian saja. Sebagaimana arti dari HOTS, sebuah keterampilan. Siswa membutuhkan alat untu mencapainya. Salah satu alat yang bisa dipakai adalah essential question. Bisa dikatakan, setiap pertanyaan yang bersifat HOTS atau dalam taksonomi bloom berada di tiga level teratas, merupakan sebuah pertanyaan yang esensial. 

Satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah, kita sering berpatokan bahwa pertanyaa yang HOTS adalah yang menggunakan mengapa dan bagaimana. Wiggins mengingatkan hal ini tidak selalu tepat, bahkan banyak pertanyaan yang menggunakan apa atau apakah yang merupakan EQ. Misalnya, “apa arti “adil” dalam sebuah sistem ekonomi?” Meskipun menggunakan apa, pertanyaan ini sama sekali bukan pertanyaan yang bersifat mengingat konten pembelajaran. Pertanyaan seperti ini lebih bersifat mengajak siswa untuk diam sejenak dan berpikir, lalu berdiskusi. Setiap jawaban bisa dikembangkan oleh jawaban lainnya, dan inilah implikasi dari sebuah EQ.

Selain itu penting juga untuk memahami bahwa EQ adalah alat seperti yang sudah saya jelaskan di awal. Alat ini membutuhkan alat lain yaitu kurikulum dan proses pembelajaran. Jika kita menggunakan EQ namun HOTS tidak dipelajari dalam proses pembelajaran, maka pembelajaran yang esensial yang diinginkan dari EQ juga tidak akan terjadi. Maka dari itu penting bagi kita untuk tidak hanya berfokus kepada HOTS atau juga EQ, namun memperhatikan sistem pendidikan di sekolah kita secara utuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Privacy Settings
We use cookies to enhance your experience while using our website. If you are using our Services via a browser you can restrict, block or remove cookies through your web browser settings. We also use content and scripts from third parties that may use tracking technologies. You can selectively provide your consent below to allow such third party embeds. For complete information about the cookies we use, data we collect and how we process them, please check our Privacy Policy
Youtube
Consent to display content from Youtube
Vimeo
Consent to display content from Vimeo
Google Maps
Consent to display content from Google
Spotify
Consent to display content from Spotify
Sound Cloud
Consent to display content from Sound
id_IDIndonesian